Tuesday, April 30, 2013

Cerpen: Aku harus tahu namamu


Oleh: Mukti Sucipto
Gambar ilustrasi. Di dapat dari Google

Empat tahun yang lalu ada sebuah kisah tentang penghuni rumah di pinggir masjid tua. Di depan masjid itu ada dua pohon kelapa sawit yang sudah berumur kira-kira 15 tahun.
Cerita punya cerita, ada seorang perantau dari daerah yang jauh. Dia mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain. Saat itu dia tiba di desa kami pada menjelang magrib. Dia tidak ada tempat untuk tidur, jadi dia menumpang tidur di masjid itu. Atas izin dari pengurus masjid, akhirnya malam itu dia di izinkan tidur di masjid itu.
Saat jam 10 malam, rasa kantuk sudah hinggap di pelupuk matanya. Dan akhirnya di tidur terlelap. Kira-kira jam 2 dini hari, dia merasa kedinginan. Dia terbangun untuk mengambil selimut yang biasa dia bawa ke mana-mana. Tapi apa yang terjadi? Dia sudah tidak di dalam masjid lagi. Dia tidak mengenal tempat dia terbaring.
Otaknya langsung mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dari ingatan yang dia dapat, dia tidur di dalam masjid.
Di tengah kebingungannya, dia mencoba berdiri dan ingin mencari tahu dimana dia berada. Dilihatnya seluruh ruangan hingga akhirnya dia melihat pintu keluar. Dibukanya pintu tersebut. Dia melihat ada sebuah masjid yang di depannya ada dua pohon kelapa sawit.
“Astagfirullah! Aku pindah tempat. Pasti ada yang jail. Siapa gerangan yang berani berbuat seperti ini?” ucapnya dalam hati.
Dia berjalan menuju ke arah masjid. Masuk ke dalam masjid itu. Rasa takut dan ingin tahu masih menyelimuti. Hingga tanpa disadari jam sudah menunjukkan pukul 4.30. Penjaga masjid sudah mulai bersiap-siap mengumandangkan azan.
Pagi harinya kira-kira pukul 7 pagi. Pengembara itu bertanya kepada penjaga masjid.
“Maaf, pak. Saya mau tanya” memulai percakapan.
“Iya, ada apa?” jawab penjaga masjid.
“Bapak tadi malam memindahkan saya ke rumah tua itu ya, pak?”
“Astagfirullah! Oh iya, Nak. Bapak lupa. Bapak belum menceritakan kisah ini”
“Kisah apa ya, Pak?”
“Begini” bapak penjaga mulai bercerita “ada kisah bahwa ada hubungan erat antara rumah itu dengan masjid ini. Jadi, setiap ada orang yang datang ke masjid ini dan tinggal atau menumpang tidur, harus memperkenalkan diri dulu kepada penjaga masjid. Jika tidak, maka akan terjadi hal seperti yang kamu alami. Bapak lupa tadi malam mau menanyakan nama kamu.”
“Oh iya, Pak. Saya juga lupa. Kita ternyata belum kenalan. Nama saya Ridho.”
“Baiklah Nak, Ridho. Maafkan bapak. Karena bapak, kamu jadi pindah ke rumah itu. Hingga sekarang belum tahu apa penyebab dan siapa yang memindahkan. Semua itu masih menjadi misteri.”
Misteri tentang pindahnya orang yang menginap di masjid masih menjadi misteri. Hingga akhirnya sekarang aku berada di rumah tua itu. Karena bapak penjaga tidak tahu namaku. Walau kami satu desa dan sering bertemu, tapi bapak penjaga sudah mulai pikun, sehingga susah untuk mengingat nama-nama orang.

Friday, April 26, 2013

3 Jenis Kebijakan Anggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah

Maaf jika gambar tidak sesuai dengan konten

Pada dasarnya, terdapat tiga jenis kebijakan anggaran yang mungkin ditetapkan oleh pemerintah, yaitu:

1. Anggaran Surplus
Anggaran disebut surplus bila penerimaan anggaran diperkirakan lebih besar dari pada pengeluaran. Hal ini bisa terjadi bila perekonomian aktif sehingga pemerintah tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mendorong perekonomian. Bila perekonomian aktif, maka pemerintah akan dapat mengumpulkan lebih banyak pajak. Misalnya, bila kondisi perekonomian suatu perusahaan bagus, ia akan dapat membayar pajak lebih tinggi. Perusahaan itu juga dapat mengembangkan usahanya. untuk itu, perusahaan akan membutuhkan lebih banyak pekerja. Semakin banyak orang bekerja, berarti semakin banyak pula pajak yang dapat diperoleh pemerintah.
Para pekerja baru ini juga akan memiliki banyak uang untuk dibelanjakan. Mereka akan makan di restoran, nonton bioskop, membeli VCD dan kaset, serta lain-lain. dari pembelanjaan ini, pemerintah akan memperoleh pemasukan dari pajak. Bila banyak orang berbelanja, maka keuntungan perusahaan akan bertambah. Perusahaan dapat memperluas usahanya dan menambah pekerja lebih banyak lagi. Begitu seterusnya. Uang yang berlebih ini dapat digunakan untuk membayar hutang negara.

2. Anggaran Defisit
Jika aktivitas perekonomian lambat dan pengangguran meningkat, maka anggaran negara bisa menjadi defisit. Anggaran tersebut defisit jika pengeluaran pemerintah diperkirakan lebih besar daripada pendapatan. Peningkatan pengeluaran pemerintah itu bisa terjadi di bidang pertahanan, kesejahteraan, transportasi dan lain-lain. Pengeluaran ini bisa menciptakan lapangan kerja baru. Bila banyak tenaga kerja yang diserap, maka masyarakat akan semakin mampu untuk membeli barang dan jasa. Dengan demikian, bisnis akan semakin berkembang dan pada akhirnya bisnis akan menciptakan lapangan kerja baru.
Meskipun demikian terdapat bahaya dari anggaran defisit, yaitu munculnya inflasi karena pengeluaran pemerintah lebih besar daripada pendapatan. Selain itu, untuk mendapatkan dana biasanya pemerintah harus meminjam uang. Dengan demikian, utang pemerintah semakin meningkat.

3. Anggaran Berimbang
Anggaran berimbang dipakai jika pendapatan negara diperkirakan sama dengan pengeluaran negara.
Manajemen Utang Negara
Utang suatu negara tidak dapat dibayar sekaligus, namun harus dibayar dengan cara mencicil. Kalaupun negara bertekad membayar semua hutang secara sekaligus, pembayaran semacam ini dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Karena itulah suatu negara perlu melakukan pengaturan pembayaran utang dengan cara:

  1. Mempertahankan keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran
  2. Tidak menambah utang baru dengan membuat anggaran surplus tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.

Tuesday, April 23, 2013

7 Tokoh Dunia yang Berhasil Bangkit Dari Kegagalan

7 Orang Sukses yang Tak Mengenal Kata Gagal


1. Bill Gates

William Henry Gates III, atau yang lebih dikenal Bill Gates adalah pendiri (bersama Paul Allen) dan ketua umum perusahaan perangkat lunak AS, Microsoft. Ia juga merupakan seorang filantropis melalui kegiatannya di Yayasan Bill & Melinda Gates. Ia menempati posisi pertama dalam orang terkaya di dunia versi majalah Forbes selama 13 tahun (1995 hingga 2007). Siapa sangka dia dulunya DO dari Harvard dan sebelumnya pernah bekerja sebagai Office Boy.



2. Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri. Bagaimana tidak, dimulai dari sebuah situs penghubung mahasiswa Harvard, ternyata banyak yang menyukainya, dengan nekat ia mengikuti jejak seniornya, Bill Gates, DO dari Harvard untuk mengembangkan situs tersebut menjadi Facebook yang kita kenal sekarang. Tahukah Anda? Mark pernah menolak tawaran Friendster yang ingin membeli Facebook 10 juta US$, artinya sekitar Rp. 9,500,000,000 (kurs Rp. 9,500), tawaran dari viacom 750 juta dolar (Rp. 7,125,000,000,000) dan yang paling mengagetkan tawaran dari yahoo sebesar 1 miliar dolar (Rp. 9,500,000,000,000).



3. Abraham Lincoln

Abraham Lincoln merupakan contoh klasik orang-orang yang benar-benar berani gagal.
Gagal dalam bisnis pada tahun 1831.
Dikalahkan di Badan Legislatif pada tahun 1832.
Gagal sekali lagi dalam bisnis pada tahun 1833.
Mengalami patah semangat pada tahun 1836.
Gagal memenangkan kontes pembicara pada tahun 1838.
Gagal menduduki dewan pemilih pada tahun 1840.
Gagal dipilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1843.
Gagal menjadi anggota Kongres pada tahun 1848.
Gagal menjadi anggota senat pada tahun 1855.
Gagal Menjadi Presiden Pada Tahun 1856.
Gagal Menjadi anggota Dewan Senat pada tahun 1858.
Akhirnya pada tahun 1860, ia dilantik sebagai presiden Amerika yang ke-16 dan menjadi salah seorang presiden yang sukses dalam sejarah Amerika.




4. Ludwig Van Beethoven

Ludwig Van Beethoven, jika anda mengenal seorang wanita yang sedang hamil yang telah mempunyai 8 anak, 3 di antaranya tuli, 2 buta, 1 mengalami gangguan mental dan wanita itu sendiri mengidap sipilis, apakah anda akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya? Jika anda menjawab ya, maka anda baru saja membunuh salah satu komponis termahsyur di dunia. Karena anak yang dikandung oleh sang ibu tersebut adalah Ludwig Van Beethoven. Ketika Beethoven berumur di ujung 20an, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak, tapi akhirnya ia menjadi Komponis yang terkenal dengan karya 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi.



5. Thomas Alva Edison

Suatu hari, seorang bocah bernama Thomas Alva Edison yang berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, “Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.” Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ”anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia. ”Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.



6. Aristotle Onassis

Aristotle Onassis saat di sekolah, ia bodoh dan suka mencari perkara, mengikuti contoh banyak orang kaya. Tidak aneh kalau ia diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking terbawah di kelasnya. Teman-teman sekelas memuja dia, tetapi guru guru dan keluarganya berputus asa. Selagi ia masih muda, dengan mudah orang dapat melihat bahwa dia akan menjadi seorang di antara mereka yang akan menghancurkan diri sama sekali atau sukses secara gilang-gemilang. Walaupun raportnya di sekolah jauh dari bagus, bakatnya untuk berdagang dan mencari uang telah tampak sejak dini. Akhirnya dia menjadi seorang milyuner.


7. Adam Khoo

Adam Khoo adalah orang Singapura. Waktu kecil, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas 4 SD, ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh 6 SMP terbaik di sana. Akhirnya ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis. Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki 4 bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.


sumber

Friday, April 19, 2013

Cerpen: Kelereng Panggang

Oleh Linda


Didi punya kelereng baru, oleh-oleh dari sahabat sebangkunya yang berlibur ke luar negeri. Bagi Didi, kelereng itu adalah kelereng terbagus di antara semua kelereng yang pernah dilihatnya. Warnanya biru bening seperti permata. Saking sayangnya pada kelereng itu, Didi tak pernah memainkannya. Kelereng itu disimpan di laci meja belajarnya. Dan hanya diambil sesekali bila ia ingin mengamati keindahan warnanya.

Didi mempunyai seorang adik laki-laki yang berumur lima tahun. Namanya Lodi. Lodi ingin sekali meminjam kelereng itu, namun tak pernah dikabulkan Didi. “Sst... anak kecil nggak boleh pegang kelereng ini. Nanti rusak!” jawab Didi setiap kali Lodi merengek.

Suatu sore, Didi sibuk mengerjakan PR IPA. Lodi masuk ke kamarnya dan mulai merengek ingin meminjam kelereng itu. Didi pura-pura tidak mendengar permintaan adiknya. Akibatnya, Lodi mulai menangis menjerit-jerit.

“Wah, gawat kalau terdengar Ibu!” gerutu Didi. Karena kehabisan akal, Didi akhirnya berkata, “Kamu boleh pinjam kalau kelerengnya sudah sudah matang. Sekarang masih mentah!”
Ternyata Lodi mempercayai ucapan kakaknya. Ia langsung berhenti menjerit-jerit. “Kapan matangnya, Kak?” tanya Lodi gembira.

Didi terkejut. Tak disangka adiknya mudah dikelabui. Akhirnya Didi melanjutkan cerita bohongnya, “Ayah dan Ibu tak boleh tahu soal kelereng ini! Sekarang sedang diperam di laci. Tak boleh dilihat! Nanti kalau sudah matang, warnanya akan lebih bagus. Sangat cemerlang, bersinar seperti lampu. Kalau sudah matang, Lodi boleh pinjam sepuas hati,” jelas Didi dengan wajah serius.

Beberapa Minggu berlalu, Lodi mulai tidak sabar. Pada suatu siang, saat Didi sedang sibuk menyiapkan buku kursusnya, Lodi masuk ke kamar Didi.

“Lodi ingin lihat kelerengnya, Kak. Kan, sudah lama sekali diperamnya,” gerutu Lodi dengan wajah cemberut.

“Kelerengnya masih belum matang! Kalau sedang diperam, tidak boleh dilihat! Lacinya tidak boleh dibuka!” tukas Didi cepat. Ia takut Lodi nekat megambil kelerengnya.

“Tapi kenapa lama sekali? Bagaimana caranya supaya cepat matang? Tanya Lodi heran.
Didi tidak mengindahkan pertanyaan adiknya. “Pokoknya kelerengnya itu masih mentah, belum bersinar seperti lampu. Sekarang kakak mau kursus dulu, takut terlambat,” kilahnya sambil bergegas keluar kamar.
Lodi merasa tidak puas karena pertanyaannya belum dijawab. Ia akhirnya mencari Ibu di dapur. Ibu sedang asyik menimbang berbagai   bahan untuk membuat kue.

“Asyik! Ibu mau buat kue apa? Lodi ikut, Bu,” seru Lodi gembira.
“Ibu mau buat kue kering Nastar. Nanti kalau semua bahan ini sudah digabungkan jadi satu adonan, Lodi bantu Ibu mengisinya dengan selai nanas, ya,” kata Ibu.

Lodi mengamati Ibu mengaduk tepung terigu, gula margarin, dan kuning telur. Setelah bahan-bahan itu tercampur rata, hasilnya berupa adonan liat berwarna kuning terang. Ibu mengambil adonan tersebut satu sendok makan, menaruh sedikit selai nanas di dalamnya, membentuk adonan seperti bola, kemudian meletakkannya di loyang.

Lodi meniru cara Ibu membentuk adonan. Ia berhasil membuatnya, walaupun sedikit benjol-benjol, tidak sebagus buatan ibu. Setelah membuat beberapa buah, ia mulai tergiur untuk mencicipinya. “Kelihatannya enak, Bu. Lodi boleh minta satu?” pinta Lodi.

“Tentu saja tidak boleh. Rasanya pasti tidak enak karena masih mentah. Supaya matang, harus dipanggang dulu di oven,” jawab ibu.

“Ooooh...jadi ini masih mentah. Supaya matang, harus dipanggang dulu di oven... Lodi mengerti sekarang!” Lodi mengangguk-angguk gembira dan langsung melesat pergi meninggalkan dapur.

Lodi masuk ke kamar Didi. Ia mengambil kelereng Didi dari dalam laci meja belajar. Diamatinya kelereng itu penuh kekaguman. “Warnanya bagus sekali. Seperti apa ya warnanya kalau sudah dipanggang? Pasti Kak Didi senang kalau Lodi bantu supaya kelereng ini cepat matang,” kata Lodi di dalam hati.
Lodi lalu balik ke dapur dan kembali membentuk adonan menjadi bola-bola. Tanpa sepengetahuan ibu, Lodi memasukkan kelereng Didi pada satu bola.

Ketika Didi pulang dari kursus Inggris, Lodi berlari-lari menyambutnya dengan ceria. “Kak, Lodi tadi bantu ibu buat kue Nastar. Tadi ada satu kue yang tidak di isi dengan selai nanas. Lodi isi dengan kelereng Kakak yang bagus itu. Ikut dipanggang supaya cepat matang,” cerita Lodi dengan bangga.

Didi sangat terkejut. Ia melempar tasnya sembarangan lalu berlari menuju dapur. Harum kue kering Nastar menyambutnya. Dilihatnya Ibu sedang mengeluarkan dua buah loyang dari oven.
“Mana kue buatan Lodi?” teriak Didi dengan wajah pucat pasi.
“Ini. Baru matang, masih hangat. Ada apa, Didi?” tanya ibu heran sambil menunjuk sebuah loyang berisi belasan kue kering Nastar yang bentuknya benjol-benjol.

“Dimana kamu?” keluh Didi lemas. Ia kebingungan, tak tahu di dalam kue yang mana kelerengnya “bersembunyi”. Sesaat kemudian diambilnya sebuah sendok. “Aduh, gara-gara berbohong, akibatnya begini. Pasti rusak. Pasti warnanya jadi jelek. Dimana kamu?” keluhnya berulang-ulang sambil memukuli kue kering buatan Lodi satu persatu sampai hancur. Didi menyesal sekali telah berbohong. Sementara itu, ibu dan Lodi tercengang keheranan melihat tingkah Didi...

Monday, April 15, 2013

Cara menyamakan suara MP3 menggunakan Mp3Gain

Kali ini saya akan memberitahu cara menyamakan atau menyetarakan suara pada musik atau MP3. Ini sering saya alami apabila sedang memutar MP3, kadang suara terlalu kecil, pas ganti lagu lain, suaranya besar sekali, dan itu kadang membuat kaget. Oke langsung aja ya.......
1. Pertama yang dilakukan yaitu download aplikasinya dulu disini atau disini.
2. Install hasil download dan buka. Tampilan awal seperti gambar dibawah.
klik untuk perbesar
3. Jika ingin menyamakan beberapa lagu, maka pilih Add File, namun jika ingin menyamakan langsung dalam satu album dalam satu folder, maka pilih Add Folder
4. Apabila sudah dipilih lagu-lagu yang akan disamakan, ganti Target Normal Volume dari 89,0 menjadi 98,7. Tujuannya adalah agar suara yang dihasilkan "pas", tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Dan Klik Track Analysis.
5. Terlihat disana pada Volume hasilnya, dan pada list Track Gain adalah kekurangan dan kelebihan volume pada setiap lagu.

6. Untuk meyamakan semua suara lagu itu, maka yang harus dilakukan adalah dengan mengklik Track Gain. Tunggu beberapa saat dan biarkan selesai dengan sendirinya.

7. MP3 siap digunakan.


NB: Jangan terlalu besar memberikan nilai pada Target Normal Volume, karena akan membuat suara MP3 akan pecah.

Kondisi Indonesia pada Masa Perang Dunia


1. Kondisi Indonesia pada masa Perang Dunia I
Dengan berlangsungnya Perang Dunia I di Eropa, maka pengawasan politik Belanda terhadap Indonesia lebih longgar. Situasi ini dimanfaatkan oleh para tokoh bangsa untuk memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dalam usaha mencapai kemerdekaan. Sehingga muncul peristiwa-peristiwa penting, yaitu:
  • Mendirikan oraganisasi pergerakan nasional yang dipelopori oleh Budi Utomo (BU), yang kemudian dikuti dengan berdirinya oraganisasi pergerakan lainya yang bersifat radikal dan mederat.
  • Melancarkan proses secara radikal tentang kedudukan Indonesia terhadap pemerintah Belanda. Munculnya gerakan nasionalisme yang dipelopori PNI oleh Ir. Soekarno yang menyatakan keinginan Indonesia merdeka.
  • Berdirinya Dewan Rakyat/Volksraad pada 18 Mei 1918 oleh Gubernur Jendral Van Limburg Stirum, dimana fungsi dari Volksraad  adalah sebagai parlemen yang akan mengembangkan kebebasan dan mendorong ke arah penentuan nasib dan pemerintahan sediri.
  • Terjadinya perubahan undang-undang Desentralisasi pada tahun 1922 di Belanda. Di mana dalam UU tersebut menyebutkan bahwa Indonesia bukan lagi jajahan belanda tetapi bagian dari kerajaan Belanda yang berbentuk daerah otonom.
2. Kondisi Indonesia pada masa Perang Dunia II
Keadaan setelah PD I, Indonesia mengalami perkembangan yang baik dalam sektor perekonomian, sehingga perkembangan ekspor juga berkembang dengan baik. Akan tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung terus-menerus, karena perekonomian Indonesia mengalami goncangan yang mengakibatkan ekonomi Indonesia mengalami krisis. Hal yang menyebabkan perekonomian Indonesia pada saat itu krisis diantaranya:
  1. Adanya krisis ekonomi tahun 1920-1921, yang menyebabkan turunnya ekspor Indonesia.
  2. Terjadinya krisis malaise/krisis ekonomi dunia pada tahun 1929-1930 yang mengakibatkan para pengusaha berusaha mempertahankan perusahaan dengan cara menekan biaya produksi dan mengurangi upah buruh.
  3. Adanya kebijakan pemerintah Indonesia melakukan devaluasi (pemotongan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing) pada tahun 1936.
Pada masa Perang Dunia II, pemerintah  Hindia Belanda tidak berdaya menghadapi serangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat pada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Di bawah pendudukan Jepang, rakyat Indonesia mengalami penderitaan. Baik sumber daya alam maupun tenaga manusia peras untuk kepentingan Jepang dalam usahanya melawan Sekutu. Oleh Jepang, rakyat Indonesia dilatih kemiliteran walaupun pada kenyataannya rakyat Indonesia memanfaatkan latihan militer guna melawan Jepang.
Setelah Jepang benar-benar menyerah kepada Sekutu, para pemimpin bangsa memanfaatkan situasi ini guna memprokalamasikan kemerdekaan. Walaupun Belanda yang membonceng tentara Sekutu berusaha kembali menguasai Indonesia, rakyat Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaan.

Saturday, April 13, 2013

Cerpen: Rahasis Bung Jabrik

Oleh Dr. Lina Suwiyar


Kampungku kedatangan penghuni baru. Seorang laki-laki tua berpenampilan aneh dan bertingkah laku aneh pula. Laki-laki itu menyebut dirinya Bung, bukan Pak, Mas atau Bang. Anak-anak sering mengganggu, mereka memberi julukan Bung Jabrik karena rambutnya panjang dan tidak teratur. Agaknya Bung Jabrik kurang waras, sering berbicara dan tertawa sendiri. Bung Jabrik tinggal di gubuk tua di tepi sungai.

Pagi itu para guru mengadakan rapat, murid-murid diperbolehkan pulang lebih cepat. Masih dengan seragam merah putih, aku, Yuni, Esi dan A Seng berkumpul di warung lontong Yu Marni. Bonang belum datang.

“Belakangan ini kampung kita banyak terjadi pencurian,” A Seng membuka cerita. “Pak Ujang, Pak Beni saudagar sapi, Paman Munir telah menjadi korban. Para pencuri berhasil dengan gemilang. Mereka profesional.”

“Mereka?” aku tertarik.
A Seng angkat bahu, “Aku hanya menduga. Sebab kerjanya sangat rapi dan hampir tak meninggalkan jejak.”
“Puh! Kayak detektif Ana lagakmu,” comooh Esi.
Kami tertawa. “Lihat, itu bonang!”
Bonang mengempit bungkusan. Sakunya penuh buah mata kucing, ia membagi masing-masing segenggam.
“Apa itu?”
“Nasi Urap dan sepotong ikan asin?”
“Untuk siapa, Nang?” tanyaku lagi.
“Rahasia,” Bonang nyengir.
“A Seng mau mengalahkan Kapten Jono menangkap pencuri yang menjarah desa kita,” lapor Yuni.
“Boleh juga,” kata Bonang serius,” siapa tahu kita dapat membantu.”

Kami mengatur kursi agar bisa duduk satu meja. Yu Marni menyediakan pisang goreng dan teh.
A Seng menyilakan, “Aku yang bayar. Om Liem memberi uang lebih tadi.”
“Mari kita kumpulkan data pencurian dari ketiga korban. Ada yang mencurigakan? Tari, coba dicatat!”
“Kedai Pak Ujang. Beliau tinggal sendiri. Pencurian terjadi saat ia pergi kenduri. Jendela dan pintu tidak ada kerusakan. Pekerjaan yang sangat rapi. Rumah Pak Beni, pencuri masuk tengah malam. Malam itu Pak Beni baru menerima uang hasil penjualan sawahnya. Yang hilang uang, perhiasan, dan benda kecil berharga lainnya. Sedangkan TV, radio, VCD tidak diambil.”
“Terakhir Paman Munir,” lanjut Bonang,” terjadi dua Minggu kemudian. Beliau baru meminjam uang dari KUD, malamnya uang dan arloji emas raib dengan cara yang sama.”

“Kukira pelakunya orang yang sama,” cetus Yuni.
“Mungkin juga tidak,” bentak A Seng. “Bisa orang dalam, tetangga, atau orang lain yang meniru ulah pencuri pertama.”
“Pusiiiiing...” keluh Esi.
“Mari kita simpulkan dari ketiga kasus itu,” Bonang berpikir, “Terjadi malam hari, pencuri masuk dengan mudah, uang dan benda kecil berharga saja yang diambil...”
“Si pencuri tahu persis bahwa tuan rumah baru mendapatkan uang banyak,” potongku bersemangat, “kemungkinan pelakunya satu orang, kalau tidak mengapa mereka tidak mengambil TV, radio, VCD dan lain-lain. Setelah itu aku merasa si pencuri orang desa ini juga, yang tahu kapan harus beraksi dan siapa korbannya.”

“Bagus, Tari,” puji Bonang. “Kurasa hari ini sudah cukup bagi kita untuk berpikir. Ayo, ikut aku!”
Kami jalan beriringan, Bonang terdepan. “Nang, ngapain ke sungai?” Bonang terus berjalan menuju ke sebuah gubuk. Bung Jabrik sedang merokok dengan santai. Bajunya kumal dan rambutnya acak-acakan.
“Nang, takut!” Esi menarik tangan Bonang.
“Ssst, tidak apa-apa. Dulu Bung Jabrik seorang pejuang, tetapi dikhianati temannya sendiri sehingga ia ditawan dan disiksa oleh musuh,” jelas Bonang.
“Bung, ini aku bonang. Aku bawakan nasi urap kesukaan Bung!”
Bung Jabrik mendongak, “Aku sibuk. Pergi! Jangan dekati rumahku!”
“Jangan begitu, Bung. Kita sama-sama pejuang, bukan?” bujuk Bonang.
“Hmmm,” Bung Jabrik melunak, “lihat geretan ini, pemberian Komandan atas jasa-jasaku.”
“Bagus,” puji Bonang. Masih baru, sambungnya dalam hati. “Siapa nama Komandan Bung itu?”
“Hus!” Bung Jabrik marah, “tidak boleh bocorkan rahasia. Ditembak kamu nanti, Dor! Dor! Kamu tidak setia ya sama Komandan. Pergi! Pergi!”

Kami berlari ketakutan. A Seng sampai pipis di celana.
Dua hari ini Bonang tidak banyak bicara. Kami mengira ia sudah kapok bertemu dengan Bung Jabrik. Ternyata kami salah.
“A Seng, belikan dua bungkus rokok!” perintah Bonang, A Seng patuh tanpa banyak tanya. “Dengar, kita berkesimpulan bahwa pelaku pencurian tinggal di desa ini, tapi ke mana harta hasil curiannya? Polisi telah menggeledah rumah-rumah yang dicurigai. Tiba-tiba aku ada ide, rumah siapa yang paling tidak mungkin dicurigai?”
“Rumah Pak Lurah,” tebak Esi.

“Jawabannya adalah gubuk Bung Jabrik. Ingat, Bung Jabrik tiba-tiba mendapat rokok dan geretan bagus. Dari mana? Ia melarang kita masuk ke gubuknya. Siapa Komandan yang dimaksud oleh Bung Jabrik?”
Berlima kami menuju ke sungai. Tidak susah membujuk Bung Jabrik dengan dua bungkus rokok. “Dari Komandan, beliau pesan aku harus memeriksa.”
Bung Jabrik tampak senang, “Mari kutunjukkan harta perampasan perang Komandan.” Ia membongkar tumpukan jerami di sudut gubuk dan mengambil sebuah kaleng bekas roti. Bonang merebut dan membukanya, “Uang, perhiasan, dan ini arloji emas Paman Munir.”
Bonang merangkul Bung Jabrik, “Bung, ternyata Komandan berkhianat. Ini harta negara, bung. Akan aku bawa dan kembalikan pada negara. Kejar dan tangkap Komandan pengkhianat itu!”
“Siap, Jenderal!” tegas Bung Jabrik sambil memberi hormat.
Di rumah Pak Lurah telah ramai. Bung Jabrik mengikat erat sang Komandan, yang dikenal sebagai Pak Carik. Bagaimana metode si pencuri?

Bonang tersenyum, “Pak Ujang masih ingat malam sebelum berangkat kenduri, Pak Carik datang memberi rokok, geretan, dan sabun. Buat apa beli sabun pada malam hari? Untuk mencetak kunci. Aku sudah mengecek, tukang kunci, yang cocok dengan pintu rumah Pak Ujang, Pak Beni, dan Paman Munir.”
Pak Lurah dan hadirin bertepuk tangan. *****

Tuesday, April 9, 2013

Cara Merubah Bahasa di Google Chrome

Disini saya akan menjelaskan bagaimana cara mengganti atau merubah Bahasa di Google Chrome.
Sebagai bahan contoh, saya akan menjelaskan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
Langsung saja ya....
1. Buka menu dengan meng-klik gambar garis garis, dan pilih Setting

2. Skroll ke bawah hingga menemukan tulisan "Show Advanced Settings" dan klik tulisan tersebut.

3. Skroll kebawah lagi hingga menemukan button "Language and input settings" dan klik
4. Setelah itu akan muncul jendela baru dan silahkan pilih bahasa apa yang akan kita gunakan.
Jangan lupa klik button "Use this language for spell checking" untuk menerapkan bahasa dan klik "Done" untuk menutupnya.
Selamat mencoba....

Monday, April 8, 2013

Batas Zona Ekonomi Eksklusif, Laut Teritorial, dan Landas Kontinen

Indonesia merupaka negara kepulauan dengan posisi silangnya yang sangat strategis. Terletak di antara dua benua dan dua samudra. Luas kepulauan Indoneia adalah 9,8 juta km² (seluruh wilayah Indonesia), dan luas wilayah lautnya 7,9 juta km². Posisi silang yang strategis meyebabkan Indonesia mempunyai peranan peting dalam lalu lintas laut, tetapi posisi silang seperti ini di sampig menguntungkan juga membahayakan bagi negara, baik dalam bidang sosial ekonomi, kebudayaan, maupun pertahanan dan keamanan.
Indonesia membuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai batas wilayah perairan laut negara Republik Indonesia, agar bahaya-bahaya yang mungkin timbul dapat dicegah. Indonesia menganut persetujuan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati pada tahun 1982. Berdasarkan kesepakatan tersebut wilayah perairan Indonesia meliputi batas laut teritorial, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.

1. Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial adalah suatu batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut.  Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung terluar pulau di Indonesia. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar merupakan laut pedalaman. Di dalam batas laut teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin pemerintah Indonesia.
Gambar Skema Batas Laut Suatu Negara
2. Bata Landas Kontinen
Landas kontinen adalah dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua. Kedalaman landas kontinen tidak lebih dari 150 meter. Batas landas kontinen diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah 200 mil. Kalau ada dua negara yang berdampingan mengusai laut dalam satu landas kontien dan jaraknya kurang dari 400 mil, batas kontinen masing-masing negara ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing. Kewajiban negara ini adalah tidak mengganggu lalu lintas pelayaran damai di dalam batas landas kontinen.

3. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pada tanggal 13 Desember 1957 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deklarasi yang dikenal dengan nama Deklarasi Juanda yang melahirkan Wawasan Nusantara. Di dalam deklarasi itu ditentukan bahwa batas perairan wilayah Indonesia adalah 12 mil dari garis dasar pantai masing-masing pulau sampai titik terluar.
Pada tanggal 21 Maret 1980 Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indoensia sepanjang 200 mil, diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Pada zona ini Indonesia memiliki hak untuk segala kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam permukaan laut, di dasar laut, dan di bawah laut serta mengadakan penelitian sumber daya hayati maupun sumber daya laut lainnya.
Gambar Batas Wilayah Perairan Indonesia

Saturday, April 6, 2013

4 Kisah Sedih Legenda "TI"


Selalu ada manusia di balik berbagai teknologi di dunia Teknologi Informasi (TI). Manusia di balik teknologi ini kerap dielu-elukan bagai pahlawan, karena apa yang mereka lakukan bisa jadi telah mengubah arah perkembangan dunia secara luas.
Sebagaimana kisah para pahlawan, tak semuanya berakhir dengan 'happy ever after'. Berikut adalah kisah empat tokoh TI yang cukup legendaris namun memiliki sisi sedih seperti dikumpulkan dari berbagai sumber:

Alan Turing
Turing, bernama lengkap Alan Mathison Turing, adalah ahli kripto analisis dan ilmuwan di bidang komputer asal Inggris yang memiliki peran besar dalam pengembangan komputer dunia. Masa jaya Turing adalah saat Perang Dunia II, ketika itu ia bahkan sempat mengepalai unit yang bertugas khusus menganalisa dan memecahkan kode sandi Jerman.

Prestasi: 
Nama Turing menjadi legenda lewat konsep bernama Turing Machine. Konsep algoritma dan komputansi ini bahkan, menurut majalah Time, merupakan landasan dari seluruh komputer yang ada di dunia. Turing pun menjadi abadi lewat Turing Test, sebuah uji untuk membuktikan apakah sebuah sistem komputer mampu 'berpikir' dengan membandingkan jawaban komputer dengan jawaban manusia pada serangkaian pertanyaan.

Tragedi: 
Turing memiliki orientasi seksual menyukai sesama jenis. Pada masa hidupnya, homoseksualitas merupakan hal terlarang di Inggris. Akibatnya, untuk menghindari penjara, Turing menjalani terapi dengan hormon dan bahan kimia. Pada 1954 Turing ditemukan meninggal keracunan sianida, konon ia melakukan bunuh diri.



Charles Babbage
Charles Babbage adalah bangsawan Inggris yang hidup di abad 19. Ia merupakan ahli di bidang matematika, insinyur mekanik dan filosofi. Babbage juga dikenal sebagai seorang penemu.

Prestasi: 
Babbage boleh dibilang sebagai orang pertama yang menelurkan konsep komputer yang bisa diprogram. Bukan hanya konsep, Babbage pun mencoba membuat mesin-mesin yang bisa membuktikan konsep yang diutarakannya. Menakjubkannya, mesin yang dibuat dengan batasan kemampuan teknis pada abad 19 itu seharusnya bisa menjadi cikal-bakal komputer.

Tragedi: 
Sayangnya, Babbage tak pernah bisa menyelesaikan mesinnya tersebut. Konon, ambisi Babbage soal mesin tersebut melampaui kemampuannya sendiri. Belum lagi pribadi Babbage yang dikisahkan cenderung naik-turun membuatnya selalu beralih dari satu proyek ke proyek lainnya.



Dani Bunten
Dani Bunten (Danielle Bunten Berry / Daniel Paul Bunten) adalah desainer game yang berjaya pada tahun 1980-an. Namanya sering dikaitkan dengan legenda game Sid Meier karena konon Dani punya kesempatan menggarap game Civilization yang melambungkan nama Meier.

Prestasi: 
Dani Bunten meraih sukses lewat game bertajuk M.U.L.E pada kisaran 1980-an. Game ini merupakan salah satu game multiplayer awal yang sukses dan banyak dijadikan rujukan game-game berikutnya. Game Bunten lainnya yang cukup ternama adalah The Seven Cities of Gold.

Tragedi: 
Setelah tiga kali gagal dalam pernikahannya sebagai pria, Bunten akhirnya memilih untuk hidup sebagai seorang wanita. Bahkan ia melakukan operasi kelamin, yang di kemudian hari ia sesali. Bunten meninggal pada 1998 setelah didiagnosa mengidap kanker paru-paru, ia belum sempat menyelesaikan game M.U.L.E versi internet.



Joybubbles
Joybubbles, lahir dengan nama Joe Engressia, adalah seorang pelopor dalam dunia hacking. Ia terlahir sebagai seorang tuna netra dan memiliki kemampuan mendengarkan dan menyuarakan nada dengan sempurna.

Prestasi:
Joybubbles merupakan pelopor phreaking, alias membobol jaringan telepon untuk membuat panggilan telepon tanpa membayar. Ketika itu ia mampu melakukannya dengan menyiulkan sebuah nada khusus di gagang telepon. Kemampuan Joe kemudian diikuti oleh Captain Crunch (Jon Draper) dengan menggunakan peluit hadiah sebuah produk sereal.

Tragedi:
Legenda Joybubbles dibarengi kisahnya yang muram dengan masa kanak-kanak yang tidak bahagia dan diwanai penyiksaan. Joe mengatasi trauma ini dengan membuat Church of Eternal Childhood, mengubah namanya secara legal menjadi Joybubbles dan mendeklarasikan usianya sebagai 5 tahun untuk selamanya. Masa-masa terakhir hidupnya dihabiskan di apartemen kecil tanpa lampu yang dipenuhi perangkat telepon, boneka binatang, rekaman lawas dan mainan plastik.



Friday, April 5, 2013

Cerpen: Pulanglah, Sayang!

Oleh Glory Gracia Christabelle

Jimmy sangat kesal hari ini. Ia dimarahi ibunya karena  pulang terlambat dengan baju kotor. Memang ia bersalah namun ia tak mau disalahkan. “Ibu sudah tak mencintaiku lagi,”gerutunya dalam hati. Akhirnya malam itu dengan diam-diam Jimmy memutuskan kabur dari rumah. Ia pergi dengan membawa uang tabungan miliknya, sepasang pakaian, sebotol air, dan sekantong kue. Ia lari dari rumahnya. Ia pergi ke kota lain di mana tak seorang pun mengenalnya.

Jimmy pergi dengan berjalan kaki. Kadang-kadang ia menumpang gerobak petani yang kebetulan lewat dengan diam-diam. Ia memakan buah liar dan minum air sungai untuk menghemat perbekalan. Akhirnya Jimmy sampai di sebuah kota yang ramai. Perbekalan sudah habis. Ia terpaksa membeli makanan dengan uang yang dimiliki. Harga makanan di kota cukup mahal. Sebentar saja uang Jimmy sudah habis. Dengan perut lapar ia tidur di depan emperan toko.

Hari ini adalah hari kedua Jimmy tidak makan. Perutnya amat lapar. Tak seorang pun yang berniat menolongnya. Dengan terseok-seok ia berjalan. Tiba-tiba ia melihat sebuah kerumunan yang amat ramai. Di sana banyak orang bertepuk tangan dan berdecak kagum. Dengan penuh rasa ingin tahu, Jimmy menyeruak ke dalam kerumunan itu. Ternyata seorang pesulap jalanan sedang beraksi. Dengan lincah sang pesulap dapat menghilangkan benda dan memunculkan benda dengan ajaib. Jimmy begitu terpesona. Pertunjukan itu cepat selesai. Para penonton bertepuk tangan puas sambil memberikan uang receh. Sebentar saja kerumunan itu bubar. Namun Jimmy masih diam terpaku memandangi sang pesulap.

Sambil tersenyum penuh arti, si pesulap bertanya, “Ada apa, Nak? Apakah atraksiku menarik?” Jimmy memandang si pesulap. “Ya, betul-betul mengagumkan,” kata Jimmy penuh semangat. Tampaknya perutnya pun ikut bersemangat. Tiba-tiba perutnya berbunyi keras sekali. Mendengar itu si pesulap tertawa kecil. “Kau belum makan? Ayo ikut aku! Hari ini pertunjukanku berhasil baik. Aku akan mengajakmu makan kalau kau mau,” kata si pesulap sambil membereskan peralatan sulapnya. Jimmy sangat  senang. Ia mengangguk dan mengikuti si pesulap.

Selesai makan, si pesulap bertanya. “Aku Ian si pesulap. Siapa namamu?” Sambil mengelap mulutnya Jimmy menjawab. “Jimmy, tuan. Izinkanlah aku belajar sulap dari tuan. Aku tak akan menyusahkan. Aku akan membantu tuan mencari uang,” kata Jimmy penuh harap. Ian si pesulap tersenyum mendengarkannya. “Baiklah. Kau boleh ikut.”

Sejak saat itu Jimmy ikut dengan pesulap itu. Mereka mengadakan atraksi di beberapa kota. Jimmy cepat belajar. Sebentar saja ia sudah dapat melakukan berbagai atraksi sederhana. Setiap kali selesai mengadakan atraksi, Jimmy mendapatkan sedikit uang saku. Sisanya dipakai untuk makan, menginap dan lainnya.
Jimmy mengumpulkan uang sakunya yang sedikit. Lama-lama uangnya terkumpul. Cukup untuk perjalanan pulang. Kadang-kadang Jimmy termenung. Ia mulai merindukan ibunya. Ia merindukan rumahnya, teman-temannya, dan padang rumput tempat biasa ia bermain. Kadang-kadang tanpa disadari air matanya mengalir. Namun ia terlalu gengsi untuk mengakui hal itu Ian si pesulap seperti dapat membaca isi hari Jimmy. Sambil tersenyum ia mendekati Jimmy yang sedang resah itu.

“Jimmy! Tidakkah kau rindu akan tempat asalmu? Rumah, padang rumput, teman bermain, dan ibumu. Aku tahu kalau kau bukan anak jalanan biasa. Kau punya rumah, punya ibu, punya kehidupan indah. Aku dapat membacanya dari raut wajahmu. Bukankah kau sudah cukup puas bermain jauh dari rumah. Sudah saatnya kau kembali. Kau sudah merindukannya, bukan? Ibumu juga sudah sangat merindukanmu,” kata Ian dengan lembut. “Tidak mungkin!!! Ibu tak akan merindukanku! Ia jahat aku selalu dimarahinya. Memang aku bersalah. Tapi ia tak perlu memarahiku seperti itu. Ia tak mencintaiku. Pasti ia bersyukur atas kepergianku. Aku akan kena hukum kalau aku pulang. Aku tidak mau pulang! Aku benci padanya! Jangan pulangkan aku. Biarkan aku ikut denganmu saja! Kumohon!” teriak Jimmy sambil menangis.
“Baiklah, Jimmy kalau itu maumu. Tapi sebelum kau betul-betul memantapkan keinginanmu, kuminta lihatlah sebuah sulap spesialku ini,” kata Ian sambil tersenyum misterius.

Ia mengeluarkan sebuah alat pembuat gelembung dan sekotak air sabun. Dengan benda itu, ia membuat gelembung-gelembung sabun. Satu persatu gelembung itu membesar dan naik ke angkasa. Tiba-tiba dalam gelembung pertama terdapat bayangan, Jimmy penasaran sekali. Ian si pesulap kemudian menggandeng Jimmy. Kemudian mereka melompat masuk. Di dalamnya terlihat peristiwa di masa lalu. Jimmy melihat dirinya bermain sampai larut. Ia juga melanggar pesan ibunya untuk tidak bermain di rawa. Ia melihat perasaannya ketika bermain dan dimarahi oleh sang ibu. Kemudian Jimmy dan si pesulap melompat ke dalam gelembung kedua. Di dalamnya terlihat ibunya tengah menyiapkan kue dan makanan kesukaan Jimmy. Semua masakan itu masih hangat jika Jimmy pulang tepat waktu. Namun waktu berlalu. Sang ibu dengan penuh cemas menunggu di rumah. Setelah tahu anaknya pulang dari rawa, ia amat kesal. Namun ia sangat sedih ketika anaknya mengabaikan perasaan cemasnya. Diam-diam sang ibu menangis.

Jimmy dan Ian pesulap melompat ke gelembung ketiga. Di dalamnya Jimmy melihat ibunya ketika ditinggal pergi olehnya. Ibunya dengan cemas mencari ke sana kemari. Ia menunggu Jimmy pulang. Namun tak ada kabar yang datang. Anaknya tak pernah pulang. Semakin hari ibunya semakin kurus dan pucat. Setiap hari sang ibu menangis. Ia selalu membuat makanan kesukaan anaknya setiap hari dan duduk di teras menunggu kepulangannya. Sampai suatu hari ia sakit. Namun tak ada yang tahu bahwa ia sakit. Dalam penantiannya ia meninggal. Meninggal sendirian.
“Cukup! Hentikan permainan sulapmu, Tuan Ian! Ini terlalu menyedihkan,” kata Jimmy terisak-isak. “Tapi ini adalah kenyataan. Yang akan kau lihat akan menjadi kenyataan jika kau tidak pulang. Semua pilihan ada di tanganmu, Nak! Pikirkanlah baik-baik,” jawab Ian si pesulap sambil mengelus rambut Jimmy. Malam itu Jimmy berpikir keras. Lama ia menimbang, akhirnya ia memutuskan. Esok paginya ia menemui si pesulap. “Aku akan pulang, Tuan Ian. Maukah kau mengantarku pulang?” mendengar itu Ian pesulap tersenyum, “Tentu!”

Kemudian ia mengayunkan tongkat sulapnya. Di depannya muncullah sebuah jalan bersinar. “Lewat sini,” kata Ian sambil menggandeng Jimmy melalui jalan bersinar itu. Tiba-tiba mereka sudah sampai di depan rumah Jimmy. “Hampirilah ibumu. Aku mengembalikanmu pada hari saat kau pertama kali bertemu denganku,” kata si pesulap. Jimmy berlari.

“Siapa kau sebenarnya? Teriak Jimmy.
“Ian si pesulap. Sampai jumpa Jimmy.” Kemudian Ian si pesulap menghilang. Jimmy memeluk ibunya. “Maafkan aku, Bu,” bisiknya sambil menangis. Ibunya menangis. Mereka masuk rumah dan makan makanan kesukaan Jimmy. Jimmy tak pernah melupakan pertemuannya dengan Ian si pesulap misterius. “Selamat berbahagia, Jimmy,” bisik Ian si pesulap. Lalu ia menghilang meninggalkan taburan debu bercahaya. ****